Tidak Perlu Jadi Orang Lain Setelah Menikah. Sebab Pernikahan Itu Menerima Bukan Menuntut
Aku mencintaimu apa adanya, bukan karena apa atau dengan apa. Dan aku harap kau menerimaku seperti aku menerimamu, tidak ada kepalsuan atau sesuatu yang ditutup-tutupi. Ketahuilah kekuranganku, agar kau menghargasi segala sisi baikku.
Kita bersama untuk saling melengkapi, bukan untuk bersaing dengan kelebihan masing-masing. Kita fahami kesempurnaan itu tidak akan pernah ada dalam diri manusia. Tapi menghargai kekurangan pasangan masing-masing adalah hal yang membuatnya sempurna. Seperti hadirmu yang melengkapi kekosongan dalam hatiku dan penggenap dari agama yang aku miliki.
Mari kita sama-sama berjuang, karena kita tau ini tidak akan pernah mudah. Butuh banyak kesabaran untuk memahami dan banyak waktu untuk belajar mencintai. Aku adalah tulang rusuk yang ada di dekat hatimu dan selalu ada untuk menjadi penenang hatimu. Jangan paksakan aku menjadi tulang kepala atau malah jadi tulang kaki. ( Baca: Kalau Abang Serius, Kapan Mau Lamar Adek? )
Tidak perlu menjadi orang lain setelah menikah. Jadilah dirimu yang pertama aku kenal, sampai aku mulai menaruh hati padamu. Hingga saat ini aku masih menaruh harapan padamu, agar hati ini kau jaga baik-baik dan aku akan setia berada di sampingmu. Mari kita berjuang bersama, berjuang membentuk sebuah keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.
Aku bukanlah wanita yang sempurna, jadi jangan pernah menuntut banyak padaku. Maafkan jika nanti masakanku tidak seenak masakan ibumu. Perhatianku tidak sedetail dan secakap ibumu. Aku adalah aku, wanita yang tidak ada hubungan darah denganmu tapi sepenuh hati ingin mencintaimu. ( Baca: Kamu Ngasih Kode Mulu, Kalau Begitu Terus Kapan Kita Akadnya )
Hanya satu pintaku, Terimalah aku dengan segala kekuranganku