Menghilangkan Sial Wanita Bahu Laweyan
Bahu Laweyan adalah salah satu bentuk katuranggan yang melekat pada diri wanita, konon laki-laki yang menikahi perempuan Bahu Laweyan akan meninggal dengan cara yang mengenaskan. Meski bias gender, kepercayaan mengenai katuranggan ini diciptakan untuk mengkondisikan agar seorang pria selalu berhati-hati dan memperhatikan bibit, bobot dan bebet sebelum memilih istri. Dan Bahu Laweyan adalah salah satu katuranggan yang sangat ditekankan untuk dihindari, karena akan membahayakan nyawa laki-laki yang akan menikahinya.
Ciri fisik berupa dua tanda lingkaran di bahu kiri dan kanan serta dua tanda lingkaran di bokong kiri dan kanan menjadi penanda bahwa seorang wanita adalah perempuan bahu laweyan.
Kedua tanda di bahu disebut sujen pala sedangkan dua tanda yang ada di bokong disebut sujen bokong. Tanda lainnya yang menunjukkan seorang wanita memiliki bahu laweyan adalah tanda lahir yang ada di punggungnya.
Sungguh ironis di jaman modern ini masih terdapat sebagian masyarakat yang mempercayai mitos tersebut.
Tentu kita paham bahwa takdir hidup, mati, jodoh, dan rezeki seseorang sudah diatur oleh Tuhan. Selain itu, Kemajuan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah telah berhasil membantah sebagian besar mitos yang beredar di masyarakat.
Menggunakan dua sudut pandang tersebut, cukup beralasan jika kita anggap bahu laweyan sebagai mitos belaka. Kepercayaan yang sudah semestinya kita singkirkan.
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Bahu Laweyan digambarkan sebagai perempuan dengan ciri khusus berupa toh atau tompel atau tahi lalat besar yang ada dibahu kirinya. Ada juga yang menyebut bahwa Bahu Laweyan adalah perempuan yang memiliki toh tepat diatas kemaluannya. Ciri lainnya adalah adanya lubang serupa lesung pipit di pipi yang terletak tepat dipunggungnya, ini menjadi tanda langka yang tidak akan dimiliki oleh wanita pada umumnya. Dan ada pula yang menyebut perempuan Bahu Laweyan memiliki bahu yang melengkung seperti busur panah.
Cara menghilangkan wanita bahu laweyan agar tidak sial adalah dengan menikahi pria sebanyak 7x dan semua kutukan dalam dirinya akan lenyap seketika.
Ciri fisik berupa dua tanda lingkaran di bahu kiri dan kanan serta dua tanda lingkaran di bokong kiri dan kanan menjadi penanda bahwa seorang wanita adalah perempuan bahu laweyan.
Kedua tanda di bahu disebut sujen pala sedangkan dua tanda yang ada di bokong disebut sujen bokong. Tanda lainnya yang menunjukkan seorang wanita memiliki bahu laweyan adalah tanda lahir yang ada di punggungnya.
Sungguh ironis di jaman modern ini masih terdapat sebagian masyarakat yang mempercayai mitos tersebut.
Tentu kita paham bahwa takdir hidup, mati, jodoh, dan rezeki seseorang sudah diatur oleh Tuhan. Selain itu, Kemajuan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah telah berhasil membantah sebagian besar mitos yang beredar di masyarakat.
Menggunakan dua sudut pandang tersebut, cukup beralasan jika kita anggap bahu laweyan sebagai mitos belaka. Kepercayaan yang sudah semestinya kita singkirkan.
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Bahu Laweyan digambarkan sebagai perempuan dengan ciri khusus berupa toh atau tompel atau tahi lalat besar yang ada dibahu kirinya. Ada juga yang menyebut bahwa Bahu Laweyan adalah perempuan yang memiliki toh tepat diatas kemaluannya. Ciri lainnya adalah adanya lubang serupa lesung pipit di pipi yang terletak tepat dipunggungnya, ini menjadi tanda langka yang tidak akan dimiliki oleh wanita pada umumnya. Dan ada pula yang menyebut perempuan Bahu Laweyan memiliki bahu yang melengkung seperti busur panah.
Cara menghilangkan wanita bahu laweyan agar tidak sial adalah dengan menikahi pria sebanyak 7x dan semua kutukan dalam dirinya akan lenyap seketika.
