Hubungan Pranoto Mongso Dengan Perubahan Iklim Global

                          Jika kita kurang teliti dengan keadaan sekita mungkin kita tak pernah tahu dengan pakem parnoto Mongso yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak dengan perubahan iklam baik regional maupun global. Apalagi jika kita hanya menyalahkan sebuah cuacxa dengan ketidak pastian yang sering terjadi kahir kahir ini, aapkah itu sebuah perubahan atau hanya pergeseran yang tak terlalu merugikan dengan kehidupan kita?
Tradisi Jawa mengenal pula peraturan tentang musim, yang disebut pranoto mongso. Menurut pakem, ada 12 mongso (waktu). Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini pranoto mongso sudah sulit dipegang pakemnya.

Selama berabad-abad nenek moyang kita mempercayai Desember adalah bulan gedegedene sumber, bulan dengan curah hujan tertinggi. Bulan Januari diyakini hujan akan turun sehari-hari. Antara Desember-Januari curah hujan mencapai puncaknya. Sungai-sungai tak mampu menampung guyuran hujan, air pun meluap sampai jauh sebagaimana digambarkan oleh maestro budaya Gesang dalam lirik tembang fenomenal, Bengawan Solo.

Dari situ kita tahu bahwa orang jawa itu berbudaya, dan sulit dipaksakan untuk meninggalkan kebudayaan dan corak tradisi mereka.
Sejauh penelitian literatur yang saya temukan bahwa tradisi petungan jawa merupakan tradisi budayaa kejawen. Tradisi budaya petungan jawa ini hingga dewasa ini masih kuat dipegangi oleh orang-orang kejawen, terutama di kalangan tua. Tradisi petungan (perhitungan) jawa, sebagaimana astrologi atau ilmu nujum, dasar perhitungannya tidak lepas dari peredaran alam, khususnya peredaran matahari. Perdaran matahari menimbulkan ada siang dan malam, ada hari, minggu, bulan, dan tahun. Setiap ketentuan waktu itu diberi nilai dengan sistem angka, yang dikaitkan secara magis dengan sifat baik dan buruk. Orang jawa (kejawen) mencoba membuka tabir rahasia tuhan dengan jalan titen (teliti) dan niteni (memperhatikan) peristiwa-peristiwa yang sama, yang terjadi berulang-ulang dengan jalan memberi tanda pada hari apa dan jam berapa peristiwa itu terjadi. petungan jawa ini dikaitkan dengan kelahiran, jodoh, dan pati seseorang, sealin itu juga petungan jawa dilakukan pada masalah kehidupan manusia lainnya seperti masalah yang berkaitan dengan keberuntungan usaha ekonomi dan usaha dagang, masalah membangun rumah, menempati rumah, pindah rumah, dan lain-lain. Kebiasaan ini selanjutnya melahirkan petungan jawa.
Melihat tulisan di atas saya berkesimpulan bahwa kalender pranata mangsa merupakan bagian kecil dari pada petungan jawa. Untuk itu sistem pranata mangsa sudah lebih teratur dan lebih mudah dipahami dari pada sistem penanggalan saka dan tahun jawa, karena sistem angka sudah diciptakan orang jawa sebelum lahirnya pranata mangsa yang pembagian waktu dalam sistem angka itu meliputi detik, menit, jam, hari, wuku (minggu), bulan, tahun, dan windu.

Dengan semakain tidak pedulinya manusia dengan lama sewkitar akan cepat membuat perubahan iklam baik regional maupun global akan membingungkan di kalangan petani maupun pengusaha di bidang agribisnis, dan hal terpenting adalah adanya ancaman kelapan diseluruh dunia di masa depan.

Popular posts from this blog

Weton Yang Tak Berumur Panjang

Weton Minggu Kliwon, Watak dan Peruntungannya

Weton Rabu Pon, Watak Dan Peruntungannya